InversiSumut.id – Mantan Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi beri sindiran kepada Presiden Jokowi saat bertemu dengan sejumlah mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia. Ia juga secara tegas menolak praktik nepotisme di Sumut.
Ya, Edy Rahmayadi menerima kunjungan belajar rombongan mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia dalam program Pertukaran Mahasiswa Merdeka di USU.
Acara itu digelar di Taman Edukasi Buah Cakra yang juga kediaman Edy Rahmayadi, di Desa Panah, Deli Tua, Deli Serdang, Sumatera Utara, Sabtu (8/6/2024) pagi.
Pada kesempatan itu, Edy Rahmayadi mendapat pertanyaan dari seorang mahasiswa tentang hubungan kepemimpinan dan jabatan. Edy pun menjawab secara tegas menolak segala bentuk praktik nepotisme berlaku di Sumut.
“Tidak nepotisme,” ujar Edy Rahmayadi.
Edy Rahmayadi mencontohkan, tak satu pun anggota keluarganya kebagian jatah jabatan selama 5 tahun gubernur, yang menahkodai organisasi Pemerintahan Provinsi Sumut.
Baca juga: DPW PAN Sumut Dorong Bobby Nasution Duet Dengan Teguh Santosa
“Saya punya menantu, saya punya anak. Kalau bisa anak saya nanti sudah saya jadikan DPR, habis itu nanti jadi bupati, jadi gubernur, memangnya negaranya nenek saya ini. Tak ada begitu!” tegas Edy Rahmayadi.
Ia mencontohkan kepemimpinan Umar bin Khattab yang tegas menolak anaknya menjadi pejabat, meskipun terpilih oleh tim penilai sebagai sosok yang layak berjabatan karena memiliki kompetensi yang mumpuni.
“Kamu coret nama itu. Itu kata Umar bin Khatab. Karena kalau itu walaupun sepandai apapun dia, apa kata orang nanti itu, ya iya, orang anak dia. Itu anak yang pandai, apalagi kalau anak yang kurang pandai,” jelas Edy.
Saat mengakhiri kesempatannya, Edy Rahmayadi tampak menyindir Presiden Jokowi. Ia juga mengatakan dirinya masih ingin maju jadi gubernur karena tidak ingin Sumut dipimpin oleh platform nepotisme.
“Terus kalian-kalian ini ada yang anaknya gubernur?, tidak. Wah berarti nanti nggak jadi gubernur lah kalian. Kalau itu masih diterapkan seperti itu, wallahu a’lam. Saya tak setuju itu,” terangnya.
“Salah satu itulah, saya akhirnya memutuskan saya maju lagi jadi gubernur, saya tak mau saudara-saudara saya, anak saya, cucu saya, dipimpin oleh platform nepotisme, you know?,” tegas Edy.