Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid meminta TNI serius dan transparan dalam menangani dugaan penganiayaan hingga tewas pada pelajar berinisial MHS di Deli Serdang, Sumatera Utara. MHS diduga meninggal karena dianiaya oleh anggota babinsa.
“Kasus ini sudah cukup lama, tapi sampai sekarang belum juga ada kejelasan dari TNI,” ujar Meutya dalam keterangannya, Rabu (31/7/2024).
Baca juga: Puspom TNI Selidiki Soal Dugaan Keterlibatan Anggota di Kebakaran Rumah Wartawan di Karo
“Kami menuntut POM serius mengusut kasus ini karena pelaku diduga berasal dari institusi TNI,” sambungnya.
Ia menyampaikan, jika TNI mesti membuktikan pada publik jika anggotanya tak terlibat.
Bukan malah tak memproses laporan yang diajukan oleh keluarga korban. Pasalnya, ibu korban, Lenny Damanik telah memasukan laporan ke Denpom I/5 Medan pada 28 Mei 2024.
“Kalau memang tidak ada penganiayaan buktikan secara jelas dan terang-terangan. Saksi-saksi sudah diperiksa dan memberikan keterangan, penyelidikan dan penyelidikan seharusnya terus berlanjut,” paparnya.
Ia menuturkan, TNI harus bersikap tegas dan berani melakukan tindakan hukum pada anggotanya yang terlibat. Meutya menganggap persoalan yang sampai menghilangkan nyawa adalah perkara serius dan tak bisa dikecilkan.
“Seharusnya TNI bisa lebih peka karena kasus-kasus seperti ini sangat sensitif. Kami berharap semangat kesatria TNI juga dapat ditunjukkan dalam penanganan kasus hukum yang melibatkan jajarannya,” imbuh dia.
Diberitakan, MHS (15) tewas, diduga akibat dianiaya oknum TNI di Jalan Pelikan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.
Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan, Irvan Syahputra, selaku kuasa hukum ibu korban, Lenny Damanik (49), menjelaskan peristiwa yang menimpa MHS itu terjadi pada Jumat Jumat sore, 24 Mei 2024.
“Berdasarkan informasi keluarga dan teman-teman (korban), bahwa (saat itu) korban melihat adanya tawuran,” ucap Irvan di Kantor LBH Medan di Jalan Hindu, Jumat (21/6/2024).
Setelah itu, tak lama personel Babinsa dan Bhabinkamtibmas, tiba di lokasi untuk melakukan penertiban. Adapun MHS sempat ditangkap dan diduga dianiaya oleh Babinsa di sekitar lokasi.
Baca juga: Dokter yang Sedot Lemak Selebgram Asal Medan Diduga Tak Punya Izin Praktik
Di lain pihak, Kapendam I/BB Kolonel Rico Siagian saat itu menuturkan, bahwa laporan korban masih tahap penyelidikan.
“Masih ditunggu saksi-saksi dan visum dari pihak yang buat dumas. Ini masih tahap penyelidikan,” kata Rico kepada wartawan.