Bencana kekeringan yang melanda areal persawahan di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, meluas hingga di 8 kecamatan. Areal sawah yang mengalami kekeringan sudah mencapai 2.706 hektare (Ha).
Jika kondisi ini terus berlanjut dikhawatirkan dapat mengganggu ketahanan pangan di Sumatera Utara (Sumut).
Baca juga: Dua Kali Mangkir Pemeriksaan, Mantan Bupati Batubara kini Jadi DPO Kasus Suap PPPK
Data Dinas Pertanian dan Perkebunan Pemerintah Kabupaten Batubara, ada 2 kecamatan yang mengalami kekeringan terparah, yaitu di Kecamatan Air Putih seluas 1.576 hektare dan Kecamatan Limapuluh Pesisir 828 hektare.
Salah seorang petani, Putra mengaku, kekeringan sudah terjadi selama beberapa musim tanam. Agar tidak kehilangan mata pencarian sebagian petani beralih menanam jagung.
“Namun, hasilnya juga tidak memuaskan karena tanaman kekurangan air. Kekeringan juga menyebabkan sawah retak-retak dan tidak bisa ditanami padi,” katanya kepada wartawan, Minggu (4/8/2024).
Kekeringan diperparah dengan rusaknya Bendung Irigasi Cinta Maju di Sungai Dalu-Dalu yang dapat mengairi ribuan hektare sawah. Para petani berharap agar pemerintah segera memperbaiki saluran irigasi yang rusak.
Sebelumnya Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sudah menyiapkan dana sekitar Rp11,8 miliar untuk memperbaiki sejumlah tanggul sungai dan bendung irigasi cinta maju.
Baca juga: Polda Sumut Limpahkan 5 Tersangka Dugaan Suap Seleksi PPPK Batubara ke Kejaksaan
Namun, dana tersebut belum dapat digunakan karena terkendala di aplikasi sistem informasi pemerintah daerah atau SIPD Kementerian Dalam Negeri.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Batubara, M. Hair mengatakan, ada sejumlah faktor yang menyebabkan kekeringan di Batubara. Di antaranya tidak adanya curah hujan dan kondisi air sungai yang surut.